KASONGAN, BeritaKalteng24.com – Dunia industri tak lepas dari tantangan, termasuk dalam hal pengelolaan lingkungan. Namun, yang paling penting bukan hanya bagaimana masalah muncul, tetapi bagaimana sebuah perusahaan bertanggung jawab menyikapinya. Itulah yang kini tengah dilakukan oleh PT Karya Dewi Putra (PT KDP) pasca insiden kebocoran air limbah yang sempat mengalir ke Sungai Nusa, Kecamatan Katingan Tengah, Prov. Kalteng.
Bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Katingan, PT KDP menunjukkan sikap terbuka dan bertanggung jawab. Sanksi administratif yang dijatuhkan, termasuk pembekuan sementara pengaliran limbah dan kewajiban perbaikan sistem, tidak hanya dijalankan perusahaan, tapi bahkan dijadikan momentum pembenahan besar-besaran.
Menurut pernyataan Grup Manager PT KDP, Haryono, perusahaan tak hanya menjalankan perintah teknis seperti pencucian rorak, peremajaan pipa, dan sosialisasi SOP tanggap darurat. Lebih dari itu, PT KDP mengalokasikan dana sebesar Rp15 miliar untuk mendukung langkah-langkah teknis dan infrastruktur tambahan demi menjamin kejadian serupa tidak terulang.
Langkah ini menegaskan bahwa PT KDP tidak lari dari tanggung jawab. Penghentian sementara pengaliran limbah—yang berimbas pada berkurangnya produksi—juga dijalani secara penuh, sebagai wujud komitmen menjaga kelestarian lingkungan.
Kepala Bidang Penaatan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup DLH Kabupaten Katingan, Arifta, dalam inspeksi lapangan menyatakan apresiasinya terhadap progres dan itikad baik perusahaan. Ia menyebut bahwa pengelolaan limbah PT KDP menunjukkan perbaikan signifikan.
Tentu ini menjadi contoh baik bagaimana hubungan antara pelaku industri dan pemerintah daerah dapat berjalan sehat dan konstruktif. Ketegasan DLH dalam menjatuhkan sanksi dibarengi dengan komitmen perusahaan yang tidak sekadar patuh, tetapi juga proaktif dalam melakukan pembenahan.
Harapannya, dalam 90 hingga 120 hari ke depan, seluruh proses perbaikan akan tuntas, dan PT KDP dapat kembali beroperasi secara penuh, dengan sistem lingkungan yang lebih kuat dan tangguh.
“Lingkungan adalah tanggung jawab bersama. Ketika dunia usaha dan regulator bersinergi, maka keberlanjutan bukan hanya harapan, tetapi kenyataan,” tandasnya, Jum’at (13/6 2025). (dn)