Menyalakan Lentera Baca dari Desa, Upaya Sumiati Saiful Membangun Literasi Katingan

KASONGAN, BeritaKalteng24.com – Di tengah derasnya arus digital dan dominasi gawai, seorang perempuan di Katingan tak tinggal diam. Ia adalah Sumiati Saiful, istri Bupati Katingan dan juga Bunda Literasi kabupaten.

Dengan semangat yang senyap tapi menyala, ia menggagas gerakan literasi dari akar rumput: dari desa-desa yang sunyi, dari pojok-pojok yang selama ini luput dari perhatian.

“Minat baca anak-anak kita makin turun. Gawai menarik, tapi buku yang menarik belum tersedia. Pojok baca pun masih sangat terbatas,” ujarnya lirih, saat ditemui, Senin (16/6 2025).

Gerakan literasi yang ia jalankan bukan sekadar seremonial. Ia dan timnya ingin menghadirkan pojok baca di setiap desa, lengkap dengan buku yang memancing minat, bukan yang membosankan. Bersama PKK, ia menggandeng pihak swasta dan pemerintah agar program ini tak berhenti di niat saja.

Salah satu terobosan yang kini sedang diperjuangkannya adalah permohonan kepada Bank Indonesia untuk menyumbang 1.000 buku per desa. Jika disetujui, maka akan ada 161.000 buku tersebar di 161 desa Katingan jumlah yang sangat berarti bagi wilayah yang luas dan jauh dari akses bacaan bermutu.

Bagi Sumiati, gerakan literasi bukan hanya soal buku atau angka statistik. Lebih dari itu, ia melihatnya sebagai gerakan penyelamatan generasi.

“Dengan literasi, pola pikir anak-anak terbuka. Kalau itu terbuka, mereka tak mudah terjebak pada pernikahan dini. Dan kita tahu, itu berkaitan erat dengan angka stunting,” ujarnya penuh keyakinan.

Sumiati tak ingin gerakan ini berjalan sendiri. Ia mengajak semua pihak, dari pemerintah daerah, perusahaan swasta, hingga tokoh masyarakat, untuk terlibat aktif. Baginya, membangun literasi bukan pekerjaan satu orang. Ini kerja kolaboratif yang dampaknya bisa menentukan masa depan daerah.

“Satu buku bisa menyalakan seribu harapan,” ucapnya mantap.

Gerakan literasi bukan hanya untuk hari ini, tapi untuk puluhan tahun ke depan. Dan di Katingan, lentera kecil itu kini mulai dinyalakan dari tangan seorang ibu yang percaya bahwa membaca adalah kunci perubahan. Yang cukup menarik, ternyata tesis yang masih disusunnya berhubungan dengan upaya meningkatkan budaya literasi. (Dan)